Jumat, 14 Februari 2014

Sekali Lagi, DKR Tak Jadi Undang Saya

Ini kali kedua, saya tak jadi diundang sebagai pembicara diskusi sastra. Ceritanya begini: awalnya saya dihubungi oleh salah satu pengurus komite sastra DKR, untuk menjadi pembicara dalam diskusi sastra yang mau bedah buku "33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh." Awalnya, saya agak berat hati, karena menurut saya, program diskusi DKR ini mestinya tidak insidental, tapi terprogram dengan baik. Namun akhirnya, saya oke kan. Nah, habis itu, senyap. Tak ada kabar jadi atau tidak. Tak ada konfirmasi. Tiba-tiba, ada sms masuk dari Bang Rusli DKR, isinya berupa undangan diskusi buku itu, yang tanpa pembicara. Hahahaha......

Kali pertama dulu, di tahun 2013, hampir sama kasusnya. Bedah bukunya Gol A Gong, kumpulan puisi Membaca Diri. DKR juga. Ini lebih parah saya kira. Karena begitu dihubungi, saya langsung coba buat makalah kecil. Sudah jadi 2 halaman, tiba-tiba undangan yang sampai pada saya, acaranya hanya "Baca Puisi Penyair Riau Bersama Gol A Gong". Dan tak ada berbunyi acara DISKUSI-nya. Apalagi menyebut nama saya sebagai pembicara......Aneh kan?

Saya tak tahu apa sebabnya. Karena tak ada bocoran, kenapa pembatalan dan tidak penyebutan acara diskusi itu. Yang saya pahami, nama saya agaknya, telah di-blakclist oleh bos-bos DKR, karena sejarah. Karena saya ni agak pembangkang, dulu juga sekarang. Maka, meskipun saya sudah ditabalkan sebagai SENIMAN PEMANGKU NEGERI oleh DKR sendiri, tapi saya merasa diabaikan. Dan saya sih, oke-oke saja. No problem. Asal, kegiatan-kegiatan DKR itu baik-baik saja. Persoalannya kemudian, kegiatan DKR tidak baik-baik saja. Tiga tahun jalan, tak ada kegiatan yang terprogram dengan baik, dengan visi yang jelas. Insidental, pragmatis, dan di ujung-ujung tahun semua serba dikejar, terburu-buru.....

Semoga tak ada yang ketiga kalinya......semoga DKR berubahlah.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar